28 September 2008
Gengsi yang berlebihan...
Tak mau kalah dari orang lain...
Pengen tampil paling wow...

Mungkinkah itu asal-muasal hedonisme? sikap yang sebenarnya sungguh tak pantas, ketika masih banyak anak-anak yang mengalami busung lapar, ketika masih banyak orang2 dijalanan yang kelaparan, ketika masih banyak kesusahan-kesusahan yang lain, tegakah hati kita ini untuk terus menjepit perasaan mereka yang tak mampu dengan mengiming-imingi mereka dengan segala hal yang mahal, yang bermerk. Maaf bukannya saya sok atau apalah, tapi saya pikir ini adalah suatu kondisi yang memprihatinkan, sangat memprihatinkan...

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya 1x, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut paham ini lah muncul nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan,"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati."
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme"

artikel tambahan
Rasa gengsi tinggi yang diperoleh dari menonjolkan merek-merek terkenal dan mahal, atau simbol-simbol kemewahan lainnya adalah merupakan gejala umum sekarang ini. Lihat saja di kota-kota besar saat ini semakin banyak bermunculan butik-butik atau toko-toko pakaian dan perlengkapan lainnya yang merupakan barang impor dan bermerek dengan harga yang, wow, membuat jantung saya berdegup kencang, dimana harga selembar baju kaos (T Shirt) dengan tulisan seadanya "cuma" sebesar Rp. 250.000,-. Berdegup kencang bukan hanya karena kaget melihat harga yang fantastis tapi juga deg-degan didekati si pelayan toko, karena takut dan malu kalau ditanya, "Ada yang bisa dibantu, Pak ?" Dan saya hanya bisa menjawab, "Ngga, lihat-lihat saja." Melihat harga-harga fantastis dari toko-toko yang biasanya menambahkan nama surf pada nama tokonya tersebut, maka menjadi maklumlah saya kenapa orang-orang menjadi begitu bangga walaupun hanya membawa kantong kreseknya kemana-mana. Dan akhirnya saya pun bisa maklum kenapa teman saya bergitu bangganya membawa tas kulit bulukannya ke mana-mana.
Kalimat ini saya Copy Paste dari tulisan Pak Anwariansyah dalam judulnya " Kantong Kresek Bermerek Memang Lebih Srek".

aahh, alangkah damainya dunia ini bila kita bisa ikhlas saling berbagi, saling menolong, bekerja keras bersama, tidak dengan saling gengsi,saling pamer,dan mboh lah,hehehe. mungkin silahkan bagi mereka yang memiliki kekayaan berlebih untuk menggunakan aksesori ataupun sekedar kaos mahal, tapi alangkah bijaksana bila mereka memilikinya secara wajar dan digunakan secara wajar pula dan sungguh sangat mulia bila mereka mau mendermakan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan.

hmm, semoga bisa menjadi diri yang lebih baik.
Dan tak lupa saya menghaturkan Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin...

Templateify

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae abtore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit

3 comments

  1. Anonymous says:

    *numpang lewat om....*
    hidup seadanya.. makan warteg, nasitelor aja..+krupuk hohohohoho...
    *kabuuur....*

  2. Yayak says:

    sederhana pun bisa membuat bahagia...

    mencari kesenangan g harus mahal...

  3. Anonymous says:

    setuju !

    kenapa yah, padahal cuma baju kek gitu doank tp ya olohhh harganya...

    mahal di nempelin brand nya tuh !!

    *kekesalan-tingkat-tinggi